Ramadan adalah bulan yang dinantikan oleh setiap Muslim di seluruh dunia. Bulan penuh keberkahan ini adalah saat di mana Allah SWT membuka pintu rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka bagi hamba-hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam ketaatan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ar-Rofi’i:
“Barangsiapa yang disusui oleh ibu penyusu kemaksiatan, maka telah datang kepadanya hari-hari penyapihan!”
Pernyataan ini mengandung makna mendalam bahwa Ramadan adalah momentum untuk menyapih diri dari kebiasaan maksiat, sebagaimana bayi yang mulai lepas dari susuan ibunya. Ini adalah waktu terbaik untuk memperbaiki diri, kembali kepada ketaatan, dan meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT.
Menyambut Ramadan dengan Iman dan Taqwa
Sebagai tamu yang agung, Ramadan harus kita sambut dengan hati yang bersih dan penuh kegembiraan. Bukan hanya karena ia membawa banyak keutamaan, tetapi juga karena di dalamnya terdapat kesempatan emas untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita.
Persiapan menyambut Ramadan tidak sekadar menyiapkan fisik untuk berpuasa, tetapi juga menata hati dan pikiran agar lebih dekat kepada Allah SWT. Beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk menyambut Ramadan dengan baik, antara lain:
1. Bertaubat dengan Sungguh-Sungguh
Sebelum memasuki bulan suci, penting bagi kita untuk memohon ampun kepada Allah SWT atas segala dosa yang telah diperbuat. Taubat yang ikhlas akan membantu kita menjalani Ramadan dengan hati yang lebih bersih dan lapang.
2. Memperbanyak Ibadah Sunnah
Selain ibadah wajib seperti salat dan puasa, memperbanyak ibadah sunnah seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan bersedekah akan semakin mendekatkan kita kepada Allah SWT.
3. Meningkatkan Kualitas Salat
Ramadan adalah waktu yang tepat untuk lebih khusyuk dalam salat. Menghidupkan malam dengan salat tarawih dan qiyamul lail akan semakin menyempurnakan ibadah kita.
4. Menjaga Lisan dan Perbuatan
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh kepada puasanya yang hanya sekadar menahan lapar dan dahaga.” (HR. Bukhari, No. 1903) Oleh karena itu, berpuasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menjaga diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik.
5. Menjadikan Ramadan sebagai Awal Perubahan
Ramadan bukan hanya tentang meningkatkan ibadah selama sebulan, lalu kembali kepada kebiasaan lama setelahnya. Ramadan harus menjadi titik awal perubahan ke arah yang lebih baik secara terus-menerus. Jangan biarkan semangat ibadah hanya bertahan selama Ramadan, tetapi lanjutkan hingga bulan-bulan berikutnya.
Menuju Pintu Ar-Rayyan
Allah SWT telah menjanjikan pahala yang besar bagi orang-orang yang berpuasa dengan penuh keimanan dan ketakwaan. Salah satu keistimewaan yang diberikan adalah pintu Ar-Rayyan, pintu khusus di surga bagi mereka yang berpuasa.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya di surga terdapat satu pintu yang disebut Ar-Rayyan, yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa. Tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu itu kecuali mereka. Jika mereka semua telah masuk, maka pintu itu ditutup dan tidak ada lagi yang bisa memasukinya.” (HR. Bukhari, 1763. & Muslim, 1947.)
Oleh karena itu, marilah kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjadikan Ramadan sebagai momentum peningkatan diri. Jangan biarkan Ramadan berlalu begitu saja tanpa perubahan. Sambutlah bulan suci ini dengan hati yang penuh keikhlasan dan niat untuk meraih ridha Allah SWT.
Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk menjalani Ramadan dengan penuh keimanan dan ketakwaan, serta mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT. Aamiin.