Sekilas Tentang Perjalanan Isra’ Mi’raj

0
229

Sejarah Isra’ Mi’raj menjadi tonggak peristiwa bersejarah sangat penting dalam proses peradaban dan perkembangan agama Islam sampai hari ini, karena dari peristiwa Isra’ Mi’raj itulah secara defacto Allah SWT bertitah kepada makhluknya untuk menyembah Nya lewat laku ibadah sholat 5 waktu dalam sehari semalam.

Selain itu, peristiwa Isra’ Mi’raj juga menandai dimulainya perkembangan agama Islam dalam proses penyebaran ke berbagai wilayah di seluruh penjuru dunia. Sebagai muslim yang baik, sudah tahukah kalian tentang bagaimana sejarah Isra’ Mi’raj itu terjadi? Berikut adalah penjelasan singkat mengenai sejarah Isra’ Mi’raj.

Sejarah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Kitab suci Al Quran mencatat kisah sejarah Isra dalam Isra Mi’raj dalam surat Al-Isra’ ayat 1 yang artinya : “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”

Peristiwa Mi’raj dalam Isra’ Mi’raj juga tercatat dalam Al Quran yaktu dalam surat An-Najm ayat 13-15 : Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupa yang asli) pada waktu yang lain (13). Yaitu di Sidratul Muntaha (14). Di dekatnya ada surga tempat tinggal (15).

Isra’ Mi’raj adalah merupakan dua peristiwa berbeda, yang terjadi pada waktu yang sama. Isra adalah perjalanan malam yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dari dari Masjid al Haram di Makkah menuju Masjid al Aqsha di Palestina. Jarak kedua kota itu pada sekitar tahun 621 Masehi adalah 1239 Kilometer.

Jika jarak itu ditempuh dengan perjalanan naik unta atau kuda pada, normalnya membutuhkan waktu sekitar satu bulan perjalanan, tetapi pada saat itu Nabi menempuhnya dengan hanya waktu satu malam.

Sedangkan Mi’raj adalah peristiwa naiknya Nabi Muhammad SAW dari Masjid al Aqsha ke langit ke 7, Sidratul Muntaha untuk bertemu dengan Allah SWT.

Sidratul Muntaha merupakan puncak dari segala puncak pengetahuan yang paling mungkin bisa dicapai oleh makhluk ciptaan Allah SWT. Dalam surat An-Najm ayat 17 dijelaskan bahwa : Penglihatannya (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.

Di tempat itu pula Nabi Muhammad menerima perintah ibadah sholat untuk umat Islam. Awalnya, perintah sholat berjumlah 50 waktu sehari, Nabi pun menerimanya tanpa membantah. Kemudian saat Nabi Muhammad turun, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Isa yang mengingatkan kepada Nabi Muhammad bahwa jumlah itu terlalu banyak.

Nabi Muhammad pun kemudian naik kembali untuk meminta keringanan jumalah kepada Allah SWT. Hingga akhirnya sampai pada jumlah 5 waktu dalam sehari semalam. Nabi Isa mengingatkan kembali kepada Muhammad akan jumlah itu, tapi Nabi Muhammad sudah merasa malu untuk memohonnya lagi.

Dalam Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik (Lings, 2015:190), Rasulullah dilukiskan berkata, “Aku sudah berkali-kali menghadap Tuhanku, memohon hingga merasa malu”.

Sumber : LINK

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here