Bulan Sya’ban sering disebut sebagai bulan persiapan menuju bulan Ramadhan karena Bulan Sya’ban merupakan bulan terdekat menuju Ramadhan. Salah satu yang rutin diperingati oleh orang Islam pada bulan Sya’ban adalah malam Nisfu Sya’ban.
Namun sebenarnya terdapat beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi dalam bulan Sya’ban. Sayid Muhammad Alwi Al-Maliki dalam Ma Dza Fi Sya’ban mencatat ada tiga peristiwa penting yang terjadi di bulan Sya’ban. Berikut adalah tiga peristiwa penting di bulan Sya’ban :
1. Turunnya Ayat Anjuran Sholawat untuk Rasulullah SAW.
Surat yang dimaksud adalah Surat Al Ahzab Ayat 56.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Dibaca dalam Bahasa Indonesia : innalloha wamalaikatahu yusholluna ‘alan nabiy yaa ayyuhalladzina amanu shollu ‘alaihi wasallimu taslima.
Artinya: “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Ibnu Abi Shai Al Yamani bahkan menyebut bulan Sya’ban adalah bulah sholawat, karena adanya ayat tersebut. Pendapat tersebut dikuatkan oleh pendapat Imam Syihabuddin Al Qasthalani dalam Al-Mawahib. Ibnu Hajar Al Asqalani juga mengatakan bahwa ayat itu turun pada bulan Sya’ban tahun ke-2 hijriyah.
2. Diserahkannya Catatan Amal Manusia Kepada Allah SWT.
Pada bulan Sya’ban, seluruh catatan amal ibadah manusia diserahkan kepada Allah SWT. Sayid Muhammad bin Alwi Al Maliki, mengutip hadis yang diriwayatkan oleh An Nasi. An Nasi dalam hadis tersebut mengisahkan dialog antara Usman bin Zaid dan Nabi Muhammad SAW.
“Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban?”
Rasulullah SAW menjawab, “Banyak manusia yang lalai di bulan Sya’ban. Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah SWT. Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah, aku dalam keadaan puasa.”
Diserahkannya catatan amal yang dimaksud adalah seluruh catatan amal. Meskipun menurut Sayid Muhammad bin Alwi Al Maliki terdapat beberapa waktu diserahkannya amal manusia selain bulan Sya’ban. Terdapat juga catatan amal yang langsung diserahkan kepada Allah SWT, yaitu catatan amal Sholat lima waktu.
3. Perubahan Arah Kiblat
Perubahan arah kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram terjadi pada bulan Sya’ban. Al Qurthubi dalam tafsir Surat Al Baqarah ayat 144 dalam kitab Al-Jami’ li Ahkāmil Qur’an mengutip Abu Hatim Al Basti mengatakan bahwa Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Sya’ban yang bertepatan dengan malam nisfu Sya’ban.
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
Dibaca dalam Bahasa Indonesia : qod naro taqolluba wajhika fissama’ falanuwalliyannaka qiblatan tardloha fawalli wajhaka syathrol masjidil harom.
Artinya : “Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.” ( Al Baqarah ayat 144)
Diceritakan Nabi Muhammad SAW berdiri setiap hari menghadap ke langit untuk menunggu wahyu turun perihal perubahan arah kiblat seperti dalam surat di atas.
Sumber : LINK