Baik mukjizat maupun karomah sama-sama merupakan kejadian yang luar biasa. Hanya saja, kalau mukjizat dibekalkan oleh Alloh kepada seorang Nabi dan Rasul untuk menghadapi tantangan dari kaum yang membangkang sekaligus sebagai bukti akan pengakuannya sebagai Nabi dan Rasul. Sedangkan karomah dikaruniakan oleh Alloh kepada para wali (kekasih) Nya. Karomah itu bisa muncul dari seorang wali semasa hidupnya atau sesudah wafatnya. Sampai kapan pun, makam para wali akan selalu banyak diziarahi kaum muslimin yang menyakini adanya karomah pada diri mereka. Keluarnya karomah dari seorang wali justru diakui oleh kebanyakan kaum muslimin, dan bisa diterima secara aqli, bahkan juga dibenarkan secara naqli. Secara aqli adalah sangat mungkin Alloh SWT memberikan karomah kepada para wali (kekasih) Nya, sehingga karomah (kejadian yang luar biasa) muncul dari mereka pada hakikatnya datang dari Alloh SWT. Adapun secara naqli, banyak ayat-ayat Al Qur’an yang menggambarkan betapa suatu karomah diberikan oleh Alloh kepada orang-orang sholeh yang menjadi kekasih-Nya. Berikut adalah beberapa orang atau tokoh yang dikaruniai keistimewaan:
1. Dzul Qarnain
Dzul Qarnain di sini bukanlah Alexander Agung atau Alexander the Great (seorang penakluk dari Macedonia). Dzul Qarnain yang dimaksud dalam Al Qur’an adalah orang shalih yang hidup pada zaman Nabi Ibrahim AS, bukan Alexander Agung yang merupakan anak didik dari seorang filosof Yunani, Aristoteles. Menurut riwayat Al Fahiki dari jalur ‘Ubaid bin ‘Umair bahwasannya Dzul Qarnain mampu pergi haji ke Mekkah dengan jalan kaki. Kemudian didengar oleh Nabi Ibrahim AS, lantas beliaupun menemuinya. Menurut ‘Athaa dari jalur Ibnu ‘Abbas bahwasannya Dzul Qarnain memasuki Masjidil Haram, lantas ia mengucapkan salam kepada Nabi Ibrahim AS. Menurut riwayat ‘Utsman bin Saj bahwasannya Dzul Qarnain meminta barokah doa kepada Nabi Ibrahim AS, maka Nabi Ibrahim menjawab: “Bagaimana mungkin, karena pasukanmu telah merusak sumurku”. Kemudian dijelaskan oleh Dzul Qarnain: “Itu terjadi diluar perintahku” (maksudnya, sebagian pasukannya telah melakukannya tanpa sepengetahuannya).
Menurut riwayat Ibnu Hisyam dalam kitabnya “At Tijan” bahwasannya Nabi Ibrahim AS berhukum (memperkarakan suatu kasus secara hukum) kepada Dzul Qarnain, maka ia pun menghukuminya. Menurut riwayat Ibnu Hisyam lagi dari jalur ‘Ali bin Ahmad bahwasannya Dzul Qarnain datang ke Mekkah seraya mendapati Nabi Ibrahim dan Ismail putranya sedang membangun ka’bah. Menurut QS Al Kahfi: 83-98 yang rigkasan ceritanya adalah bahwasannya Dzul Qarnain dikaruniai oleh Alloh kekuasaan di Dunia Barat lantas mengazab penduduknya yang zalim, dan dikarunia pula kekuasaan di Dunia Timur lantas membangun tembok besar dari besi dan tembaga untuk memisahkan antara penduduk setempat yang teraniaya dengan kaum Ya’juj Ma’juj sang penindas dan perusak.
2. Ashif bin Burkhiya
Beliau adalah seorang ahli kitab Taurat dan Zabur yang mampu membawa lari singgasana Ratu Bilqis, penguasa Kerajaan Saba, hanya dalam waktu sekedip mata, sehingga tak tertandingi oleh kemampuan jin Ifrit yang telah berjanji kepada Nabi Sulaiman untuk berbuat seperti itu tapi dalam waktu selama Nabi Sulaiman duduk sebelum berdiri (QS An Naml: 39-40).
3. Tujuh orang pemuda Ash-habul Kahfi
Ash-habul Kahfi tidak makan dan minum selama 300 tahun lebih karena tertidur di dalam gua untuk menyelamatkan aqidahnya dari tirani Raja Diqyanus, penguasa Roma pada beberapa ratus tahun sebelum Masehi. Bukan hanya itu saja, bahkan seekor anjing yang mengikuti mereka bisa berbicara dengan mereka (QS Al Kahfi: 10-22).
4. Siti Maryam
Saat masih remaja, ia tekun beribadah di mihrab Masjidil Aqsha. Setiap kali menjenguk dia, maka Nabi Zakariya (pamannya) selalu melihat di dekatnya ada hidangan buah-buahan bukan pada musimnya (artinya pada musim kemarau ada buah-buahan musim hujan, begitu pula sebaliknya). Beliau pun sempat bertanya: “Dari mana makanan ini?”. Jawab Maryam: “Dari Alloh” (QS Ali Imran: 37).