Pusaka Peninggalan Kerajaan Mataram

0
1238

Ada beberapa benda pusaka di Indonesia, salah satunya adalah keris. Sebagai warisan budaya dunia, keris memiliki kedudukan yang tinggi di kalangan masyarakat Jawa. Hampir setiap orang Jawa dahulu menggunakan keris sebagai pusaka dan identitas status sosial dalam masyarakat. Keris juga dipercaya dapat meningkatkan reputasi pemiliknya.

Diantara sekian banyak pusaka. Ada beberapa pusaka yang melegenda, baik berupa cerita maupun kekuatan yang tersimpan didalam senjata pusaka. Pusaka tersebut merupakan peninggalan masyarakat Mataram dan kini disimpan di Keraton Yogyakarta. Berikut ini adalah 4 benda pusaka dari Mataram yang dipercaya memiliki kekuatan sakti:

  1. Kanjeng Kyai Ageng Kopek

Kanjeng Kyai Ageng Kopek adalah pusaka utama Keraton Yogyakarta. Pusaka ini hanya dimiliki oleh sultan yang bertahta di Keraton Yogyakarta. Keris Kanjeng Kyai Ageng Kopek sudah dipakai dari Hamenkubuwono I sampai Hamenkubuwono X. Keris ini adalah atribut atau simbol peran Sultan sebagai pemimpin spiritual dan kerajaan atau negara.

  1. Kanjeng Kyai Joko Piturun

Pusaka ini berada pada urutan kedua dunia keris di lingkungan Keraton Yogyakarta. Kanjeng Kyai Joko Piturun akan diberikan kepada putra mahkota Keraton Yogyakarta. Konon keris ini pernah dimiliki Sunan Kalijaga dan ditempa oleh pandai besi kenamaan di Kerajaan Demak.

  1. Kanjeng Kyai Pleret

Pusaka ini adalah tombak Danang Sutowojoyo atau Panembahan Senopati, pendiri Keraton Mataram (sekarang Keraton Yogyakarta). Konon kisah Kanjeng Kyai Pleret berawal dari air mani Syekh Maulana Maghribi. Saat itu, Syekh Maulana Maghribi secara tidak sengaja melihat adik perempuan Sunan Kalijaga Rasa Wulan yang sedang mandi di Sendang Beji. Air mani Syeh Maulana Maghribi kemudian menetes ke mata air hingga Rasa Wulan hamil. Tetesan lainnya tiba-tiba mengeras dan kemudian berubah menjadi tombak bernama Kanjeng Kyai Pleret.

  1. Kanjeng Kyai Baru Klinting

Pusaka ini juga berupa tombak yang pernah digunakan abdi dalem bernama Ki Nayadarma untuk menumpas pemberontakan yang dipimpin Adipati Pati Pragola. Tombak ini berasal dari lidah seekor naga Baru Klinting. Cerita ini berawal dari Ki ageng Mangir yang menghukum anaknya Baru Klinting yang berwujud naga untuk melingkari Gunung Merapi. Akan tetapi, kurang sedikit lagi Baru Klinting berhasil melingkari Gunung Merapi, ia menjulurkan lidahnya. Hal itu tak disukai Ki Ageng Mangir dan mengangap anaknya telah berbuat curang. Ia pun memotong lidah Baru Klinting dan kemudian menjadi sebuah mata tombak.(de/fa)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here