Syaikh Subakir, Wali Penakluk Tanah Jawa

0
1225

Bagi sobat yang pernah membaca atau mendengar babad tanah jawi mungkin sudah pernah mendengar ulama sakti bernama Syiakh Subakir. Beliau berperan besar dalam memuluskan jalan dan membawa pengaruh pada perkembangan ajaran Islam di pulau Jawa. Nah, untuk lebih jelasnya, kita akan kupas tuntas tentang Syaikh Subakir ini.

Pada zaman dahulu, pulau Jawa terkenal dengan banyak lelembut dan masyarakatnya sangat kental dengan ajaran agama Hindu dan Budha. Banyak ulama yang telah dikirim untuk menyebarkan agama Islam dipulau Jawa tapi hasil yang didapat tetaplah nihil. Akhirnya, pada tahun 1404 M, Syaikh Subakir diutus oleh Sultan Muhammad I dari Kerajaan Ottoman Turki untuk menyebarkan agama Islam di pulau Jawa sekaligus menghalau pengaruh lelembut di sana. Ditemani oleh pamannya yang bernama Maulana Malik Ibrahim yang merupakan generasi awal terbentuknya Wali Songo ini, mereka ke pulau Jawa untuk mendakwahkan Islam.

Syaikh Subakir menguasai ilmu hikmah dan dapat menangani masalah spiritual yang dinilai telah menjadi penghalang Islam diterima oleh masyarakat Jawa pada waktu itu. Selain itu, Syaikh Subakir juga merupakan ahli dalam merukyah, ekologi, dan meteorologi. Dengan kelebihannya ini, Syaikh Subakir dapat menerawang makhluk halus yang menjadi penyebab utama kegagalan para ulama pendahulu dalam menyebarkan agama Islam karena dihalangi oleh kaum dedemit dan makhluk halus yang menghuni seluruh pulau Jawa.

Dalam perjalanannya, Syaikh Subakir melakukan dakwah di daerah Magelang Jawa Tengah dan mendirikan pesantren di Gunung Tidar. Syaikh Subakir menancapkan pusakanya di Gunung Tidar yang berupa batu hitam yang konon tertanami kekuatan magis di dalamnya. Efek dari batu hitam tersebut menyebabkan alam lelembut yang semula cerah dan sejuk menjadi mendung angin bergerak dengan sangat cepat, kilat menyambar dengan sangat kuat sampai menimbulkan hujan api dan gunung-gunung yang terus bergemuruh tiada henti seperti mau meledak.

Gunung Tidar sendiri merupakan pusernya Pulau Jawa sehingga banyak para dedemit yang merasa kepanasan dan mati setelah dipakubumi oleh Syaikh Subakir. Saking panasnya, raja para dedemit yang bernama Sabdo Palon yang konon bertapa di dalam gunung selama kurang lebih 9.000 tahun keluar karena terusik. Ia kemudian beradu kekuatan dengan Syaikh Subakir selama 40 hari 40 malam hingga Sabdo Palon mengakui kekalahan dan akhirnya munculah perjanjian dengan Syaikh Subakir pada waktu itu.

Isi perjanjian tersebut antara lain, bahwa Sabda Palon memberi kesempatan kepada Syaikh Subakir untuk menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa tetapi tidak boleh dengan cara memaksa. Selain itu, Sabda Palon juga memberi kesempatan kepada orang Islam untuk berkuasa di Tanah Jawa dengan catatan para raja Islam yang berkuasa tidak boleh menghapus adat istiadat dan budaya yang ada. Silahkan mengembangkan ajaran Islam sesuai dengan kitab yang diakuinya tapi adat istiadat biarlah berkembang seperti sedemikian rupa. Semua syarat-syarat yang diberikan Sabda Palon pun disetujui oleh Syaikh Subakir.

Waliyullah yang terkesan sakti mandraguna ini sangat dikenal karena keberhasilannya dalam mensucikan tempat-tempat keramat yang kelak bisa dihuni oleh umat Islam dipulau Jawa. Selain menangani masalah spiritual, Syaikh Subakir juga merupakan ahli ekologi. Beliau melarang masyarakat di sekitar kawasan Gunung Tidar untuk membuat sumur yang bertujuan supaya sumber mata air yang ada di bawah Gunung Tidar tidak menjadi kering. Karena pada saat itu dipercaya, di dalam Gunung Tidar terdapat sumber mata air yang sangat besar dan apabila ada yang membuat sumur disana akan menyebabkan banjir yang amat besar yang dapat menenggelamkan penduduk yang tinggal di sekitar Gunung Tidar.

Menyaksikan kesaktian dan sepak terjang Syaikh Subakir, masyarakat banyak yang kagum dan mendewakannya. Akhirnya, untuk menghilangkan kefanatikan masyarakat dan untuk menjaga ketauhidan masyarakat Jawa, Syaikh Subakir pulang ke Persia Iran pada tahun 1462 M. Namun, meskipun beliau sudah pulang ke negaranya, petilasannya masih tersebar di berbagai tempat di Indonesia yang salah satunya ada di Gunung Tidar sendiri. Hingga kini, sosoknya masih melegenda di kalangan masyarakat Jawa dan sering dihubung-hubungkan dengan hal-hal mistis. Selanjutnya, posisinya untuk menyebarkan agama Islam dilanjutkan oleh Wali Songo.(sar/fa)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here