Istilah nusantara pertama kali diperkenalkan pada zaman kerajaan Majapahit. Bila dimaknai lebih lanjut, sejarah nusantara berawal dari peristiwa yang mempengaruhi geopolitik di kepulauan benua Asia, Australia dan termasuk Semenanjung Malaya yakni ekspedisi penaklukan Gajah Mada. Dalam sumpahnya, Gajah Mada menyebutkan nama nusantara, sumpah tersebut dikenal dengan sebutan Sumpah Palapa. Sumpah yang diucapkan saat pengangkatannya sebagai Patih Amangkubumi Majapahit.
Bunyi Sumpah Palapa yang diucapkan Gajah Mada adalah sebagai berikut : “Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, Samana isun amukti palapa.”
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia kurang lebih : “Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik demikian saya (baru akan) melepaskan puasa.” Cikal bakal negara Indonesia adalah Kerajaan Majapahit. Sebutan nusantara sendiri diberikan oleh pujangga pada masa Kerajaan Majapahit yang kemudian pada masa penjajahan Belanda sebutan ini diubah menjadi Hindia Belanda.
Asal usul Nusantara sendiri pada awalnya berupa wilayah daratan yang terbentuk dari dua ujung Superbenua Pangea di Era Mesozoikum atau pada zaman prasejarah (250 tahun yang lalu). Pada zaman es terakhir telah terjadi pergerakan antara kedua lempeng yang mengakibatkan terbentuknya selat besar yang ada diantara Paparan Sunda di barat dan Paparan Sahul di Timur. Pada bagian benua yang bersebrabangan itulah sekarang disebut Wallance yaitu suatu kawasan yang berguna untuk melindungi fauna yang langka.
Karena faktor situasi geologi dan geografi ini mencakup iklim, topografi, kesuburan tanah, sebaran makhluk hidup (khususnya tumbuhan dan hewan) membuat manusia bermigrasi di wilayah ini. Secara geologi, Nusantara merupakan pertemuan antara tiga lempeng benua yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik.
Nusantara sendiri terletak pada daerah tropika yang berarti memiliki laut yang hangat yang berisi keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Selain itu, wilayahnya mendapat penyinaran cahaya matahari secara terus menerus sepanjang tahun sehingga mendorong terbentuknya ekosistem yang kaya akan keanekaragaman makhluk hidup. Kedua kekayaan alam inilah yang menjadi kultur awal masyarakat sebagai penghuninya.
Nusantara sendiri dipengaruhi oleh sistem muson yang mengakibatkan banyak daerah yang mengalami perbedaan daerah selama setahun atau sebagian besar mengenalnya dengan istilah musim kemarau dan musim penghujan. Jika dilihat dari persebaran makhluk hidup wilayah inilah yang menjadi titik pertemuan dua tipe flora dan fauna yang berbeda.
Pada wilayah bagian Sunda yang memiliki fauna tipe Eurasia, sedangkan wilayah Paparan Sahul Timur memiliki fauna tipe Australia. Pada kawasan Wallace menjadi tempat sebagai penyampur kedua tipe antara tipe Eurasia dan tipe Australia namun karena sedikit terisolir membuatnya mempunyai tipe yang khas atau unik. Kemudian terjadi migrasi manusia yang mendorong berbagai persebaran flora pada daerah yang lebih jauh dan juga mulai masuknya flora dan fauna asing dari daratan Eurasia, Amerika, dan Afrika.(sar/fa)