Al Quran tidak diturunkan secara sekaligus (jumlah wahidah). Namun, diturunkan secara berangsur-angsur (munajjaman). Al Qur’an turun pertama pada 17 Ramadhan. Saat itu, ayat yang turun yakni surat Al Alaq ayat 1 – 5.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al Alaq: 1-5).
Cerita dibalik Nuzulul Qur’an sendiri adalah pada saat Rasulullah SAW berumur 40 tahun. Rasulullah gelisah melihat masyarakat Mekah yang menyembah bukan kepada Allah melainkan kepada patung yang dipercayai mereka sebagai tuhan. Karena kegelisahannya itu, Nabi pun berkhalwat di gua Hira untuk meminta petunjuk dan pertolongan dari Allah SWT, hingga pada malam 17 Ramadhan, malaikat Jibril datang untuk menyampaikan wahyu.
Malaikat Jibril datang dalam dua keadaan. Pertama terdengar suara lonceng berbunyi keras. Cara inilah yang paling berat bagi Nabi Muhammad SAW. Kedua, malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW dalam keadaan menyerupai seorang laki-laki seperti manusia biasa. Jibril langsung memeluk Rasulullah SAW seraya berkata ‘Ya Muhammad, Iqra, bacalah’. Nabi menjawab ‘saya tidak bisa membaca’. Nabi dipeluk kembali oleh Jibril sambil mengulangi kalimat “baca”.
Nabi pun menjawab lagi jika ia tak bisa membaca, dipeluknya lagi Nabi oleh Jibril dengan erat. Hingga akhirnya Nabi melafadzkan : Iqra bismi robbikalladzi kholaq (QS Al Alaq 1- 5). Perlu diketahui, nabi Muhammad SAW adalah orang yang ummi artinya buta huruf tapi meski begitu beliau adalah seorang yang brilian. Setelah menerima kitab suci, Rasulullah SAW kembali ke rumah dan menceritakan kejadian di Gua Hira kepada Khadijah, istrinya. Nabi Muhammad SAW menerima wahyu sampai badannya menggigil. Beliau meminta istrinya Khadijah untuk menyelimutinya.
Setelah mengetahui sejarahnya, pada malam Nuzulul Qur’an kita dianjurkan untuk melakukan amalan sunah sebagi bentuk ibadah kepada Allah SWT. Amalan yang bisa kita lakukan dalam mengisi malam Nuzulul Qur’an sebagai berikut :
1 . Iktikaf
Bisa dilakukan dengan cara berdiam diri di masjid, membaca Al Qur’an, berdzikir, berdoa dan melaksanakan shalat tahajud.
2 . Memperbanyak doa
Pada malam Nuzulul Qur’an Alloh SWT akan mengabulkan doa doa yang berhubungan dengan permintaan umatnya.
3 . Memperbanyak shalat malam
Pada malam Nuzulul Qur’an salah satu amalan yang tidak boleh terlewat kan adalah shalat malam. Tp sebelum melakukan nya dianjurkan terlebih dahulu tidur. Kemudian menjelang sahur atau tengah malam bangun untuk menunaikan shalat malam.
Selain dianjurkan untuk melakukan amalan sunah ternyata Nuzulul Qur’an juga memiliki beberapa keutamaan. Berikut adalah beberapa keutamaan Nuzulul Qur’an :
1 . Memperoleh keberkahan dari Alloh SWT
2 . Diampuni dosa dosanya
3 . Dilimpahi pahala yang berlipat lipat oleh Alloh SWT
4 . Malam dicatat nya takdir tahunan
5 . Para malaikat turun dan juga malaikat Jibril a.s
Nah, itulah amalan sunah dan keutamaan malam Nuzulul Qur’an yang perlu kita ketahui. Momentum yang berharga dan mulia ini harusnya bisa digunakan untuk meningkatkan ketakwaan dan memperoleh keberkahan dengan memperbanyak ibadah selama bulan Ramadhan.(sar/fa)