Banyak hal yang dapat kita telusuri jika menyangkut Islam di bumi Indonesia ini. Salah satu dari banyaknya budaya di Indonesia akan kita bahas di artikel kali ini adalah bedug.
Bedug merupakan alat tradisional yang sering digunakan masyarakat untuk menandai datangnya waktu sholat bagi umat Islam dan kadang menjadi simbol peribadatan bagi umat lainnya. Dalam perkembangannya, bedug di Indonesia lebih dipengaruhi oleh nuansa agama Islam.
Bedug terbuat dari sepotong kayu besar ukuran satu meter bahkan bisa lebih, sesuai keinginan. Potongan kayu itu dilubangi tengahnya membentuk seperti tabung. Ujung batang dari potongan tersebut ditutupi dengan kulit sapi, kulit kerbau, dan kulit kambing, ujungnya juga diberi selaput (membran) agar suaranya bisa keras.
Cerita sejarah yang berkaitan tentang bedug diantaranya adalah kedatangan Laksamana Cheng Ho dari Tiongkok ke bumi Nusantara pada abad ke 15. Ia seorang muslim dan sempat memberikan hadiah bedug kepada penguasa lokal di Semarang saat itu. Tidak hanya itu, pada masa Hindu-Buddha sudah ada benda mirip bedug yang digunakan, yaitu genderang berbahan nekara dan moka untuk kegiatan peribadatan.
Selain itu, dari alur sejarah, bedug ternyata juga berfungsi sebagai alat komunikasi. Alasannya, karena suaranya yang keras dapat dijadikan tanda agar semua orang berkumpul pada masa sebelum adanya alat canggih. Bedug mulai menyebar diseluruh Indonesia dan dikenal pemakaiannya di masjid-masjid dan mushola serta menjadi komponen penting bagi umat.
Secara keorganisasian, bedug diperkanalkan pertama kali yaitu saat Muktamar Nahdlatul Ulama tahun 1936 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sejak saat itu, penggunaan bedug semakin meluas. Bedug ditempatkan di depan mushola atau masjid, tertutup atap agar terhindar dari angin serta hujan.
Penggunaan dari bedug sempat ingin dihentikan. Hal tersebut dikarenakan menurut beberapa ulama yang berpolitisi, bedug memiliki unsur non Islam. Namun, saat ini bedug telah dianggap sebagai cagar budaya, bersandingan dengan peci hitam dan sarung.
Bahkan, bedug pun telah masuk di ranah diplomasi. Contohnya, tiap tokoh negara sahabat yang datang ke Indonesia dan mengunjungi Masjid Istiqlal, biasanya mereka dipersilakan untuk memukul bedug. Tokoh dunia seperti Presiden Amerika Serikat Barrack Obama, Ketua Majelis Permusyawaratan Politik (MPR) China Yu Zheng Sheng, Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry, dan Perdana Menteri India Narendra Modi, mereka adalah beberapa perwakilan negara luar yang pernah memukul bedug tanda diplomasi.
Bedug adalah warisan budaya kita. Secara umum dimanfaatkan oleh umat Muslim nusantara sebagai penanda masuk waktu sholat atau acara khusus. Kita sebagai masyarakat Indonesia, tentu berkewajiban untuk menjaga dan melestarikannya. Walaupun bedug sudah jarang digunakan, penggunaannya masih bertahan sampai sekarang, meski hanya sebagai hiasan atau pun sekedar dimainkan pada acara peringatan hari besar keagamaan.(azi)