Keutamaan dan Nilai Historis dalam Dzulhijjah

0
479

Sudah dimaklumi, Dzulhijjah sebagai bulan di mana umat muslim merayakan hari raya Idul Adha mengandung berbagai keutamaan dan nilai historis yang mulia. Selain itu, di bulan ini pula umat muslim yang memenuhi syarat, mereka menunaikan ibadah haji.

Termaktub dalam kitab Durratun Nashihin, peristiwa historis yang terjadi pada bulan Dzulhijjah di antaranya adalah diampuninya Nabi Adam oleh Allah SWT dari kesalahan memakan buah khuldi. Ampunan ini turun bertepatan pada tanggal 1 Dzulhijjah. Karenanya, siapa saja yang berpuasa pada hari pertama Dzulhijjah akan diampuni dosa-dosanya selama itu bukan dosa besar.

Peristiwa historis selanjutnya adalah terkabulnya doa Nabi Yunus pada tanggal 2 Dzulhijjah dan beliau dikeluarkan dari perut ikan. Keutamaan berpuasa pada hari ini mendapat pahala yang menyamai puasa tahun tanpa cela di hadapan Allah. Lalu, untuk tanggal 3 Dzulhijjah, Allah mengabulkan doa Nabi Zakaria yang telah berusia 120 tahun, untuk mendapatkan putra. Fadilah berpuasa pada hari itu, insya Allah hajatnya diterima dan dikabulkan oleh Allah Ta’ala.

Kelahiran Nabi Isa dari rahim ibunda Maryam, seorang yang masih perawan, menjadi penanda peristiwa historis pada 4 Dzulhijjah. Keutamaan puasa pada hari tersebut, dihilangkannya kesusahan dan kefakiran dalam hidup serta dikumpulkan bersama orang-orang yang mulia di yaumul qiyaamah. Selanjutnya pada 5 Dzulhijjah, Nabi Musa dilahirkan yang dikemudian hari diutus untuk meruntuhkan kesombongan Fir’aun. Barang siapa yang berpuasa pada hari itu, akan diselamatkan dari sifat munafik dan siksa kubur.

Selanjutnya 6 Dzulhijjah, terbukanya pintu kebaikan bagi baginda Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam. Keutamaan puasa pada tanggal 6 Dzulhijjah, insya Allah akan memperoleh rahmat dan selamat dari siksa api neraka. Pada tanggal 7 Dzulhijjah, pintu neraka ditutup dan terkunci hingga lewat tanggal 10 Dzulhijjah. Fadilah puasa hari itu, terselamatkan dari 30 pintu kesusahan dan terbukanya 30 pintu kemudahan.

Tanggal 8 Dzulhijjah merupakan hari puasa tarwiyah, artinya merenung dan memikirkan. Nabi Ibrahim memikirkan akan mimpi perintah menyembelih Nabi Ismail, apakah benar-benar dari Allah atau tipu daya setan. Siapa saja yang puasa tarwiyah akan mendapat pahala yang hanya Allah lah yang mengetahui nilainya. Lalu tanggal 9 Dzulhijjah adalah puasa Arafah. Nabi Ibrahim akhirnya meyakini bahwa mimpi tersebut benar-benar dari Allah Ta’ala. Keutamaan puasa pada hari itu, diampuni dosa satu tahun yang telah lalu dan dosa satu tahun yang akan datang.

Demikian paparan ringkas tentang keutamaan hari-hari awal Dzulhijjah. Semoga bermafaat bagi sahabat Al-Amiin Kubah dan semoga kita diberi kekuatan untuk berburu kebaikan pada hari-hari mulia tersebut. Aamiin.(mi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here